Proses Liar di Balik Pembuatan Ulang Film ‘Ballerina’: Spin-off ‘John Wick’ yang Lebih Intens

Proses Pembuatan Ulang ‘Ballerina’: Lebih Banyak Aksi, Lebih Banyak ‘John Wick’

Biasanya, kita mendengar tentang pembuat film yang frustrasi karena kekurangan waktu atau anggaran. Namun, kisah berbeda datang dari produksi ‘Ballerina’, spin-off dari franchise ‘John Wick’. Studio memberikan lebih banyak waktu dan uang untuk meningkatkan kualitas film, sesuatu yang jarang terjadi.

‘Ballerina’ (secara resmi berjudul ‘From the World of John Wick: Ballerina’) awalnya dijadwalkan rilis tahun lalu. Namun, kesuksesan ‘John Wick: Chapter 4’ mendorong tim produksi untuk menambahkan lebih banyak adegan aksi, agar selaras dengan film-film sebelumnya. Penonton harus menunggu lebih lama, tetapi diharapkan pengalaman menonton Ana de Armas sebagai pembunuh bayaran akan lebih memuaskan.

Len Wiseman Ungkap Rahasia di Balik Layar ‘Ballerina’

Dalam wawancara dengan io9, sutradara Len Wiseman mengungkapkan detail menarik tentang proses pembuatan film ini. Wiseman, yang dikenal dengan film-film aksi seperti ‘Underworld’, berbagi pengalamannya mendapatkan dukungan penuh dari studio untuk menyempurnakan ‘Ballerina’.

Tambahan Anggaran dan Waktu: Sebuah Berkah Tersembunyi

Wiseman mengakui bahwa penambahan anggaran dan waktu merupakan kesempatan emas. Ia dapat mewujudkan adegan-adegan yang sebelumnya terhambat oleh keterbatasan. Kolaborasi dengan tim produksi, termasuk Chad Stahelski, menjadi kunci untuk merancang adegan aksi yang unik dan memukau.

“Ada beberapa adegan yang sangat ingin saya lakukan, tetapi terhalang oleh jadwal dan anggaran. Jadi, kesempatan ini sangat menggembirakan. Saya juga bisa berdiskusi dengan tim untuk merencanakan adegan-adegan tambahan tersebut,” ujar Wiseman.

Peran Chad Stahelski: Mempertahankan ‘Dunia Wick’

Chad Stahelski, sosok penting di balik franchise ‘John Wick’, berperan sebagai konsultan kreatif. Ia memberikan masukan berharga tentang tone dan gaya aksi yang sesuai dengan ‘dunia Wick’. Wiseman memuji Stahelski sebagai salah satu sutradara aksi paling kreatif, dengan kemampuan merancang koreografi yang cerdas dan menghibur.

“Kami banyak berdiskusi tentang ‘dunia Wick’, tentang tone-nya. Chad adalah salah satu sutradara aksi paling kreatif. Ia selalu mencari ide-ide cerdas dan lucu dalam adegan aksi. Saya ingin meniru pendekatan itu dalam ‘Ballerina’,” jelas Wiseman.

Dari Granat Hingga Penyembur Api: Merancang Adegan Aksi yang Tak Terlupakan

Wiseman terlibat langsung dalam pengembangan adegan-adegan aksi. Ia bahkan membuat model set di garasinya untuk memvisualisasikan adegan perkelahian menggunakan granat atau penyembur api. Tujuannya adalah menciptakan adegan yang belum pernah dilihat sebelumnya, namun tetap terasa brutal dan realistis.

“Saya sangat terlibat dalam mengembangkan adegan-adegan tersebut. Saya suka membangun dan menciptakan sesuatu. Misalnya, untuk adegan granat, saya bertanya-tanya bagaimana perkelahian menggunakan granat dalam jarak dekat akan terlihat. Bagaimana jika seperti perang bola salju? Lalu, bagaimana jika menggunakan sepatu es?,” tutur Wiseman.

Adegan penyembur api, yang menjadi puncak dari film, juga dirancang dengan sangat hati-hati. Wiseman memastikan bahwa adegan tersebut terasa nyata dan berbahaya, meskipun menggunakan efek khusus secukupnya.

Keanu Reeves dan ‘Ballerina’: Sebuah Kolaborasi yang Tepat Waktu

Kehadiran Keanu Reeves sebagai John Wick dalam ‘Ballerina’ ternyata sudah direncanakan sejak awal. Wiseman memastikan bahwa peran Wick selaras dengan linimasa ‘John Wick: Chapter 3 – Parabellum’, sehingga memberikan pengalaman yang mulus bagi penonton.

Mempertahankan Realisme dalam Aksi yang ‘Over-the-Top’

Salah satu kunci kesuksesan film ‘John Wick’ adalah keseimbangan antara realisme dan aksi yang ‘over-the-top’. Wiseman memahami hal ini dan berusaha mempertahankan elemen tersebut dalam ‘Ballerina’. Ia ingin penonton merasakan kerentanan dan rasa sakit yang dialami oleh karakter, sehingga adegan aksi terasa lebih meyakinkan.

“Saya suka film aksi, tetapi ada beberapa jebakan yang harus dihindari. Bagi saya, ‘over-the-top’ harus diterjemahkan sebagai ‘aksi yang ditingkatkan, namun tetap terasa nyata’. Kerentanan dan rasa sakit yang dialami aktor sangat penting. Tidak ada pose setelah melakukan adegan aksi yang luar biasa. Itu yang membuat karakter terasa ‘badass’,” pungkas Wiseman.

Saksikan aksi Ana de Armas, Keanu Reeves, dan para pemain lainnya dalam ‘Ballerina’ yang tayang di bioskop mulai [Tanggal Rilis].

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *