Menghadapi Kenaikan Air Laut, Ribuan Warga Tuvalu Mencari Suaka di Australia

Kenaikan Air Laut Ancam Tuvalu, Warga Berbondong-bondong Mengungsi ke Australia

Sebagai negara kepulauan dataran rendah, Tuvalu menghadapi ancaman serius akibat perubahan iklim. Kenaikan air laut secara bertahap menenggelamkan wilayahnya, memaksa ribuan warganya untuk meninggalkan rumah mereka dan mencari tempat tinggal baru. Australia, sebagai negara tetangga, menawarkan solusi dengan program visa migrasi iklim.

Gelombang Migrasi dari Tuvalu ke Australia Dimulai

Hampir sepertiga dari sekitar 11.000 penduduk Tuvalu telah mengajukan visa Australia untuk menghindari dampak buruk kenaikan air laut. Pada tahun 2023, Australia mengumumkan program visa ini sebagai bagian dari perjanjian bilateral dengan Tuvalu. Inisiatif ini menjadi yang pertama di dunia yang menciptakan visa khusus untuk mengatasi dampak perubahan iklim.

Detail Program Visa Migrasi Iklim Australia

Australia menawarkan 280 visa per tahun, dan gelombang pertama telah dibuka sejak 16 Juni lalu. Lebih dari 3.000 warga Tuvalu telah mendaftar. Para pelamar yang berhasil akan mengetahui hasilnya pada akhir Juli, dan para migran pertama diharapkan tiba di Australia pada akhir tahun ini, seperti yang dilaporkan oleh New Scientist.

Fasilitas yang Didapatkan Pemegang Visa

Setibanya di Australia, pemegang visa akan mendapatkan akses langsung ke berbagai fasilitas penting, termasuk:

  • Pendidikan
  • Medicare
  • National Disability Insurance Scheme (NDIS)
  • Family Tax Benefit
  • Childcare Subsidy
  • Youth Allowance

Departemen Luar Negeri Australia menyatakan bahwa Australia mengakui dampak dahsyat perubahan iklim terhadap mata pencaharian, keamanan, dan kesejahteraan negara-negara dan masyarakat yang rentan terhadap iklim, terutama di wilayah Pasifik.

Ancaman Nyata Kenaikan Air Laut di Tuvalu

Tuvalu terletak di Samudra Pasifik bagian barat-tengah dengan ketinggian rata-rata kurang dari 3 meter di atas permukaan laut. Studi menunjukkan bahwa banyak pulaunya akan menjadi tidak layak huni akibat banjir, intrusi air asin, gelombang badai, dan erosi sebelum akhir abad ini, menurut Bank Dunia.

Dampak yang Sudah Dirasakan Warga Tuvalu

Kenaikan air laut telah mencemari lahan pertanian dan air tanah, memaksa warga untuk bergantung pada tangki pengumpul air hujan dan kebun-kebun yang ditinggikan. Hal ini membuat negara pulau tersebut lebih rentan terhadap kekeringan, kekurangan air, dan wabah penyakit, menurut UNICEF Australia.

Upaya Adaptasi yang Dilakukan Tuvalu

Tuvalu telah menerapkan strategi untuk mengatasi kenaikan air laut, terutama melalui Proyek Adaptasi Pesisir Tuvalu (TCAP), yang diluncurkan pemerintah pada tahun 2017. Namun, masih banyak tantangan yang harus dihadapi.

Masa Depan Tuvalu di Era Perubahan Iklim

Saat Tuvalu menghadapi kenyataan tenggelam di bawah gelombang, pemerintah berupaya melestarikan tanah dan status kenegaraannya dengan menciptakan salinan digital negara tersebut. Proyek ini bertujuan untuk menciptakan kembali tanah Tuvalu, mengarsipkan sejarah dan budayanya yang kaya, dan memindahkan semua fungsi pemerintahan ke ruang digital.

Tuvalu mungkin menjadi negara pertama yang menghilang akibat perubahan iklim, tetapi hampir pasti bukan yang terakhir. Meskipun hanya menyumbang 0,02% dari emisi global, negara-negara Kepulauan Pasifik menghadapi risiko iklim yang jauh lebih besar daripada wilayah lain di planet ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *