Elon Musk Terjun ke Politik: Lahirkan ‘America Party’ untuk Guncang Panggung Politik AS
CEO Tesla, Elon Musk, secara resmi mengumumkan pembentukan partai politik baru bernama ‘America Party‘ pada hari Sabtu, 5 Juli 2025. Langkah dramatis ini diambil beberapa jam setelah Presiden Donald Trump menandatangani undang-undang “One Big Beautiful Bill” yang kontroversial, sebuah kebijakan anggaran yang memangkas pengeluaran secara besar-besaran dan menghapus hampir semua program iklim dan energi bersih federal. Elon Musk selama ini dikenal sebagai penentang keras kebijakan tersebut.
Pengumuman tersebut disampaikan melalui platform X (dulunya Twitter) pada pukul 15.46 ET. “Hari ini, America Party dibentuk untuk mengembalikan kebebasan Anda,” tulisnya, tanpa memberikan rincian lebih lanjut mengenai platform atau struktur organisasi partai.
Reaksi Publik dan Jajak Pendapat di X
Keputusan ini menyusul jajak pendapat yang dilakukan Musk di X sehari sebelumnya, tepat saat Trump bersiap memberlakukan undang-undang yang menjadi andalan pemerintahannya. “Independence Day adalah waktu yang tepat untuk bertanya apakah Anda menginginkan kemerdekaan dari sistem dua partai (yang beberapa orang sebut unipartai)!” tulis Musk, sambil mengajukan pertanyaan langsung: “Haruskah kita membuat America Party?”
Hasil jajak pendapat menunjukkan dukungan yang luar biasa. Hampir 1,25 juta akun berpartisipasi, dengan sekitar 65,4% memilih “Ya”.
Motivasi di Balik ‘America Party’
“Dengan perbandingan 2 banding 1, Anda menginginkan partai politik baru dan Anda akan mendapatkannya!” demikian deklarasi pendiri SpaceX ini saat mengumumkan pembentukan partai tersebut. Dia menjelaskan motivasinya dengan mengatakan, “Dalam hal membangkrutkan negara kita dengan pemborosan dan korupsi, kita hidup dalam sistem satu partai, bukan demokrasi.”
Bukan Kejutan Mutlak
Pembentukan partai ini, meskipun berdampak signifikan, bukanlah kejutan mutlak. Musk sebelumnya telah mengisyaratkan langkah serupa bulan lalu, di tengah perseteruan yang meningkat dengan Trump, yang secara terbuka ia sebut tidak tahu berterima kasih.
Ini bukan pertama kalinya Musk secara terbuka mempertimbangkan ide partai ketiga. Pada Mei 2022, ia menulis, “Partai yang lebih moderat dalam semua isu daripada Republik atau Demokrat akan menjadi ideal,” menambahkan bahwa, “Inilah yang diinginkan sebagian besar orang di Amerika, tetapi sayangnya itu tidak realistis.” Namun, setelah periode yang bergejolak baru-baru ini di Washington di mana ia memimpin Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE) dalam pemerintahan Trump, dan perselisihan yang dipublikasikan secara luas dengan Presiden, ia tampaknya lebih bertekad dari sebelumnya untuk mengubah retorika menjadi aksi politik.
Peluang dan Tantangan Partai Ketiga di AS
Keyakinan utama Musk adalah bahwa baik Partai Republik, yang saat ini mengendalikan pemerintahan, maupun oposisi Demokrat tidak secara memadai mewakili sebagian besar penduduk Amerika. Dia tampaknya yakin bahwa lanskap politik sudah matang untuk gerakan baru. Keyakinan ini didukung oleh data jajak pendapat baru-baru ini: menurut studi Gallup 2024, 43% orang Amerika mengidentifikasi diri sebagai independen, sementara hanya 28% yang mengidentifikasi diri secara khusus sebagai Republik dan 28% sebagai Demokrat.
Meskipun tampaknya ada celah untuk kekuatan politik baru, sejarah menunjukkan bahwa kandidat partai ketiga menghadapi tantangan yang cukup besar dalam sistem elektoral AS. Secara historis, bahkan tawaran independen yang kuat pun kesulitan untuk menerjemahkan dukungan populer menjadi kemenangan elektoral. Misalnya, pencalonan presiden Ross Perot yang terkenal pada tahun 1992 mengumpulkan 18,9% suara populer tetapi tidak mengamankan suara electoral college. Kandidat partai ketiga yang lebih baru, seperti Jill Stein, biasanya memperoleh suara di bawah 1% dalam pemilihan presiden nasional.
Leave a Reply