Aetherflux Raup Dana 50 Juta Dolar untuk Demo Energi Surya Luar Angkasa di 2026

Aetherflux Kumpulkan Dana 50 Juta Dolar untuk Misi Energi Surya Luar Angkasa

Startup Aetherflux, yang bergerak di bidang energi surya luar angkasa dan didirikan oleh Baiju Bhatt (co-founder Robinhood), baru saja mengumumkan perolehan dana sebesar 50 juta dolar AS dalam putaran Seri A. Dana ini akan digunakan untuk meluncurkan demonstrasi pertama mereka di orbit rendah Bumi (Low Earth Orbit/LEO) pada tahun 2026.

Perusahaan yang berbasis di San Carlos, California ini, memiliki visi besar: membangun konstelasi satelit di LEO untuk mengumpulkan dan mentransmisikan energi surya langsung ke stasiun di Bumi. Ide ini terinspirasi dari cerita pendek Isaac Asimov tahun 1941 berjudul “Reason”. Bhatt sendiri berambisi mewujudkan konsep fiksi ilmiah ini menjadi kenyataan.

Demo Teknologi di Orbit Rendah Bumi

Langkah pertama Aetherflux adalah membuktikan teknologi mereka dengan meluncurkan satelit ke orbit. Bhatt, yang menjabat sebagai CEO, menyatakan bahwa misi ini bertujuan untuk menunjukkan bahwa umat manusia telah berhasil memanfaatkan energi dari luar angkasa. Peluncuran tersebut, yang didukung oleh modal segar ini, dijadwalkan pada tahun depan.

Dengan tambahan dana ini, total pendanaan Aetherflux mencapai 60 juta dolar AS. Sebelumnya, Bhatt telah menginvestasikan 10 juta dolar AS dari dana pribadinya ke dalam perusahaan ini. Putaran Seri A dipimpin oleh Index Ventures dan Interlagos, dengan partisipasi dari Breakthrough Energy Ventures milik Bill Gates, Andreessen Horowitz, NEA, dan Jared Leto.

Bhatt menjelaskan bahwa dana tersebut akan dialokasikan untuk merekrut lebih banyak insinyur serta berinvestasi dalam teknologi dan infrastruktur yang diperlukan untuk misi-misi awal mereka. Fokus utama tim saat ini adalah membangun muatan (payload) yang akan mengubah tenaga yang dihasilkan oleh satelit menjadi tenaga laser.

Teknologi Pengiriman Energi Surya dari Luar Angkasa

Aetherflux menggunakan bus satelit Aries. Bus satelit adalah inti dari sistem satelit yang menyediakan fungsi-fungsi esensial seperti tenaga, propulsi, dan komunikasi. Sebagian besar bus satelit menghasilkan daya melalui panel surya. Daya ini, yang diperkirakan mencapai satu kilowatt, akan dikirim kembali ke Bumi melalui laser.

Di sisi penerima, Aetherflux akan menggunakan “stasiun darat” yang terdiri dari susunan fotovoltaik untuk mengubah sinar laser menjadi energi yang disimpan dalam baterai. Tim Aetherflux, yang terdiri dari para insinyur dan peneliti dari NASA, SpaceX, Lockheed Martin, Anduril, dan Angkatan Laut AS, juga sedang mengembangkan stasiun darat pertama mereka. Lokasi stasiun tersebut belum ditentukan, tetapi mereka sedang mempertimbangkan lokasi militer dengan ruang udara yang lebih terkontrol.

Visi jangka panjang Aetherflux adalah membangun stasiun darat kecil dan portabel (berdiameter 5 hingga 10 meter) untuk menyediakan listrik ke lokasi-lokasi terpencil. Bhatt menekankan bahwa tujuan utama dari misi pertama ini adalah untuk mendemonstrasikan keterkaitan energi dari ujung ke ujung, dari luar angkasa hingga ke Bumi, dan menggunakan energi tersebut untuk menyalakan instalasi lampu atau melakukan aktivitas elektronik di darat.

Tantangan dan Peluang Energi Surya Luar Angkasa

Hanya sedikit yang berhasil mengirimkan energi surya dari luar angkasa ke Bumi. Salah satu misi sukses adalah demonstrasi transfer daya nirkabel menggunakan pancaran gelombang mikro pada tahun 2023. Meskipun membuktikan konsepnya, solusi ini belum mencapai skala komersial yang ditawarkan oleh Aetherflux. Selain pendanaan swasta, Aetherflux juga menerima pendanaan dari Departemen Pertahanan AS untuk mengembangkan energi surya luar angkasa untuk keperluan militer AS.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *