OpenAI Berusaha Bangkit Kembali: Strategi Pemulihan Pasca Eksodus Talenta
Beberapa minggu terakhir menjadi periode yang berat bagi OpenAI. Setelah guncangan internal dan kehilangan talenta kunci yang direkrut oleh rival, perusahaan di balik ChatGPT ini berusaha untuk kembali bangkit. Langkah awal yang diambil adalah dengan merekrut talenta baru.
Meta Platforms, perusahaan induk Facebook, Instagram, dan WhatsApp, berhasil membajak sekitar selusin peneliti AI elit dari OpenAI. Iming-iming gaji besar, otonomi lebih besar, dan misi bersama untuk membangun Artificial General Intelligence (AGI) menjadi daya tarik utama.
Rekrutmen Balik: OpenAI Amankan Talenta dari Tesla dan xAI
Sebagai respons, OpenAI memberikan semua karyawan libur seminggu untuk memulihkan diri. Kini, perusahaan tampaknya melakukan serangan balik dengan merekrut sejumlah insinyur ternama dari perusahaan pesaing. Menurut Wired, OpenAI telah merekrut empat insinyur penting, termasuk:
- David Lau: Mantan Vice President of Software Engineering di Tesla.
- Uday Ruddarraju: Mantan Head of Infrastructure Engineering di xAI dan X (sebelumnya Twitter), milik Elon Musk.
- Mike Dalton: Juga berasal dari xAI.
- Angela Fan: Peneliti AI yang sebelumnya bekerja di Meta.
Dalton dan Ruddarraju sebelumnya merupakan insinyur kunci dalam proyek superkomputer Colossus milik xAI.
Sam Altman Merespons Kepergian Talenta OpenAI
CEO OpenAI, Sam Altman, menanggapi santai terkait kepergian sejumlah talenta OpenAI dalam konferensi Allen & Company Sun Valley. “Kami memiliki tim yang sangat berbakat,” kata Altman. “Dan saya pikir mereka sangat menyukai apa yang mereka lakukan. Tentu saja, beberapa orang akan pergi ke tempat yang berbeda. Ada banyak kegembiraan di industri ini.”
Langkah Selanjutnya: Browser AI untuk Menantang Google Chrome
OpenAI juga berupaya mengalihkan perhatian publik dari krisis internal menuju inovasi produk. Menurut Reuters, perusahaan sedang mempersiapkan peluncuran browser web berbasis AI sendiri, yang akan menjadi pesaing langsung Google Chrome. Langkah ini menunjukkan ambisi OpenAI untuk memiliki kontrol lebih besar atas pengalaman pengguna AI.
Browser ini dilaporkan akan mengintegrasikan Operator, agen AI penjelajah web OpenAI, dan mendefinisikan ulang cara pengguna mencari dan bernavigasi online. Alih-alih mengarahkan pengguna ke situs pihak ketiga, browser ini mungkin mempertahankan interaksi pengguna langsung di dalam ChatGPT.
Langkah ini juga mengindikasikan bahwa OpenAI ingin mendapatkan lebih banyak data pengguna pihak pertama dan mengurangi ketergantungan pada pemain dominan seperti Google.
Persaingan di Ranah Browser AI: Perplexity Meluncurkan Comet
Langkah OpenAI ini terjadi bersamaan dengan pengumuman peluncuran browser AI native oleh pesaingnya, Perplexity, bernama Comet.
Perplexity mengklaim Comet dapat membandingkan kecepatan pengiriman produk antar situs, meringkas artikel, menjelaskan konsep-konsep sulit, atau menghasilkan ide-ide baru berdasarkan konten yang dilihat pengguna, langsung dari halaman.
Open Source: Strategi OpenAI Menantang Meta
Selain itu, OpenAI juga diperkirakan akan merilis versi open-source dari model penalaran mereka minggu depan. Ini adalah langkah strategis untuk bersaing langsung dengan Meta, yang telah berinvestasi besar-besaran dalam pengembangan AI open-source.
Momentum Kunci Bagi OpenAI
Posisi OpenAI sebagai kekuatan dominan dalam AI generatif tidak lagi terjamin. Dengan meningkatnya kumpulan talenta Meta, munculnya Perplexity, dan pengawasan berkelanjutan atas tata kelola dan keselarasan dengan Microsoft, OpenAI kini berada dalam momen penting: merebut kembali momentum atau berisiko kehilangan keunggulannya.
Leave a Reply