Mercedes-Benz Terhambat Kebijakan Trump: Penjualan Global Menyusut
Mercedes-Benz, ikon kendaraan mewah global, baru-baru ini merilis laporan penjualan kuartal kedua yang memberikan gambaran kompleks tentang pasar otomotif dunia. Meskipun penjualan di Amerika Serikat melonjak, perusahaan asal Jerman ini menghadapi tantangan global yang signifikan, yang sebagian besar disebabkan oleh kebijakan tarif yang diberlakukan oleh mantan Presiden Donald Trump.
Penjualan di AS Melesat, Pasar Global Tertekan
Di Amerika Serikat, permintaan untuk model-model mewah Mercedes-Benz seperti AMG dan G-Class meningkat tajam, mencapai 26% dibandingkan tahun sebelumnya. Investasi baru di dealer Manhattan dan penunjukan CEO baru, Adam Chamberlain, menandakan optimisme terhadap pasar AS. Chamberlain menekankan kemitraan dengan dealer dan fokus baru pada kendaraan plug-in hybrid.
Namun, gambaran global tidak secerah itu. Secara keseluruhan, Mercedes-Benz melaporkan penurunan penjualan sebesar 9% pada kuartal kedua tahun 2025. Perusahaan menyalahkan “kebijakan tarif global baru” atas keputusan untuk memperlambat pengiriman dan menjaga persediaan dealer tetap rendah, terutama di AS dan Tiongkok. Ini adalah referensi jelas terhadap kebijakan proteksionis Trump yang kembali diterapkan.
Dampak Tarif pada Rantai Pasokan Global
Mathias Geisen, anggota dewan Mercedes-Benz Group, mengakui dampak tarif terhadap penjualan global. “Kami melihat permintaan pelanggan yang baik di AS dan Jerman untuk produk kami, termasuk kendaraan kelas atas kami, meskipun tarif memengaruhi penjualan global kami di kuartal kedua,” ujarnya. Ini mengindikasikan bahwa permintaan ada, tetapi mobil terhambat oleh masalah geopolitik.
Tantangan di Pasar Tiongkok dan Strategi EV
Selain masalah tarif, Mercedes-Benz juga menghadapi tantangan di Tiongkok, pasar otomotif terbesar di dunia. Meskipun mengklaim mempertahankan posisinya sebagai merek mewah teratas di Tiongkok, perusahaan mengakui persaingan yang ketat, terutama perang harga dengan Tesla dan produsen lokal seperti BYD. Kebijakan “Beli Produk Lokal” Beijing semakin menekan merek impor seperti Mercedes-Benz.
Kinerja kendaraan listrik (EV) juga beragam. Kendaraan xEV (termasuk baterai-listrik dan plug-in hybrid) menyumbang 21% dari penjualan global dan 40% di Eropa. Namun, perusahaan tidak memecah angka untuk EV murni, yang mengindikasikan adopsi yang lebih lambat dari yang diharapkan.
Masa Depan yang Tidak Pasti
Laporan kuartal kedua 2025 menggambarkan Mercedes-Benz sebagai perusahaan yang menavigasi ketidakpastian. Meskipun permintaan tumbuh dan model-model baru diluncurkan, perusahaan harus menyesuaikan diri dengan kebijakan politik yang memengaruhi rantai pasokan dan strategi penjualan global. Kebijakan proteksionis Trump memaksa produsen mobil asing untuk memikirkan kembali cara mereka menjual, di mana, kapan, dan bahkan apakah akan mengirimkan mobil sama sekali.
Mercedes-Benz mengonfirmasi apa yang dikhawatirkan banyak orang: politik kini memengaruhi bisnis otomotif global. Perusahaan harus terus beradaptasi untuk mengatasi tantangan ini dan mempertahankan posisinya sebagai pemimpin di pasar mobil mewah.
Leave a Reply