Google Dinyatakan Monopoli dalam Teknologi Periklanan, Ini Dampaknya!

Google Terbukti Melakukan Monopoli di Pasar Teknologi Periklanan

Raksasa teknologi, Google, kembali menghadapi tuduhan monopoli. Kali ini, pengadilan di Amerika Serikat menyatakan bahwa Google terbukti melakukan praktik monopoli ilegal dalam bisnis teknologi periklanan (ad tech) online. Hakim Leonie Brinkema dari Pengadilan Distrik AS untuk Distrik Timur Virginia mengeluarkan putusan setebal 115 halaman yang menyatakan bahwa Google melanggar undang-undang antitrust. Pelanggaran ini memungkinkan perusahaan mematok harga lebih tinggi dan mengambil porsi lebih besar dari penjualan iklan.

Bagaimana Google Melakukan Monopoli?

Hakim Brinkema menemukan bahwa Google secara sengaja mengakuisisi dan mempertahankan kekuatan monopoli atas bagian-bagian bisnis periklanan web. Hal ini dilakukan dengan menghubungkan bisnis server iklan miliknya, DoubleClick, yang digunakan oleh penerbit untuk menjual iklan di platform mereka, dengan operasi pertukaran iklan, Google AdX, yang menjual ruang iklan melalui sistem lelang kepada penawar tertinggi.

Kombinasi ini, menurut hakim, menciptakan “pangsa pasar yang kuat dan ‘dominan’ yang dilindungi oleh hambatan tinggi untuk masuk dan ekspansi.” Pengadilan juga menemukan bahwa cengkeraman monopoli atas ruang iklan online ini “sangat merugikan pelanggan penerbit Google, proses persaingan, dan, pada akhirnya, konsumen informasi di web terbuka.”

Dari tahun 2018 hingga 2022, Google mengendalikan sekitar 91% pasar server iklan penerbit di seluruh dunia. Perusahaan juga menangani sebanyak 65% dari semua transaksi penempatan iklan, sekitar sembilan kali lebih besar dari pesaing terdekat berikutnya. Dengan kendali itu, Google dapat memeras pengguna sebesar 20% dari biaya transaksi, yang masuk ke kantong mereka, dibandingkan dengan pesaing yang mengambil sekitar 10%.

Dampak Putusan Pengadilan

Putusan ini menyatakan Google bertanggung jawab berdasarkan Bagian 1 dan 2 dari Undang-Undang Sherman atas perilaku monopolinya dalam bisnis alat dan pertukaran teknologi periklanan. Departemen Kehakiman AS meminta pengadilan untuk memaksa perusahaan menjual beberapa operasi teknologi periklanan yang telah dikumpulkan selama masa-masa menguasai pasar.

Resolusi potensial untuk kasus ini dapat membentuk kembali sebagian besar pusat keuntungan Google. Pada tahun 2023, Manajer Iklan Google menghasilkan $31 miliar, sekitar sepersepuluh dari total pendapatan perusahaan induk Alphabet. Putusan ini juga menjadi peluang bagi pemerintah untuk memperbaiki kesalahan masa lalu, karena sebelumnya mengizinkan Google mengakuisisi DoubleClick pada tahun 2007 tanpa intervensi dari lembaga yang menegakkan antitrust.

Apa Selanjutnya untuk Google?

Google akan mengajukan banding atas putusan ini. Namun, temuan ini membuka front baru bagi Google untuk mempertahankan diri. Selain temuan terbaru tentang perilaku monopoli ini, Google juga menghadapi sidang yang dapat mengakibatkan pengadilan memaksa perusahaan untuk memecah operasi pencariannya, yang berasal dari putusan Agustus lalu bahwa perusahaan mengoperasikan monopoli di ruang tersebut juga.

Dengan temuan terbaru di ruang teknologi periklanan ini, semakin terlihat bahwa Alphabet akan segera kehilangan beberapa huruf.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *