FBI Klaim Kehilangan Catatan Rahasia Tentang Kemampuan Peretasan Canggihnya

FBI Kehilangan Catatan Penting Soal Alat Peretasan?

Federal Bureau of Investigation (FBI) baru-baru ini menjadi sorotan setelah mengklaim kehilangan dokumentasi terkait pembelian alat peretasan canggih yang menelan biaya ratusan ribu dolar. Insiden ini menimbulkan pertanyaan serius tentang transparansi dan akuntabilitas lembaga penegak hukum tersebut.

Misteri di Balik ‘Kemampuan Cyber’ FBI

Informasi mengenai alat peretasan ini sangat minim. Menurut laporan 404 Media, FBI melalui Child Exploitation Operational Unit (CEOU), membeli alat tersebut seharga $250.000 dari sebuah organisasi nirlaba yang bergerak di bidang perlindungan anak. Alat ini digambarkan sebagai salah satu dari network of investigative techniques (NITs) yang mampu mengungkap alamat internet sebenarnya dari pengguna yang menggunakan teknologi anonimisasi.

Namun, setelah pengajuan Freedom of Information Act (FOIA) oleh 404 Media, FBI menyatakan bahwa informasi tambahan mengenai pembelian tersebut “hilang”. Catatan FBI yang diterima menyatakan bahwa “Catatan yang berpotensi responsif teridentifikasi selama pencarian… Namun, kami diberitahu bahwa catatan tersebut tidak berada di lokasi yang diharapkan. Pencarian tambahan untuk catatan yang hilang juga tidak membuahkan hasil. Karena kami tidak dapat meninjau catatan tersebut, kami tidak dapat menentukan apakah catatan tersebut responsif terhadap permintaan Anda.”

Spekulasi dan Kekhawatiran

Ketidakjelasan ini memicu spekulasi. Mungkinkah catatan tersebut sengaja dipindahkan? FBI sendiri memiliki sejarah kontroversial terkait kemampuan cyber-nya. Pada tahun 2022, New York Times melaporkan bahwa FBI hampir saja membeli alat peretasan yang mampu meretas “ponsel apa pun di AS” dari NSO Group, perusahaan spyware Israel yang terkenal.

Selain itu, pada tahun 2023, terungkap bahwa sebuah lembaga federal telah melanggar aturan pemerintahan Biden yang melarang kerja sama dengan NSO. Investigasi internal FBI kemudian menemukan bahwa lembaga yang melanggar aturan tersebut adalah FBI sendiri.

Kemampuan Cyber FBI yang Semakin Canggih

Meskipun kurang mendapat perhatian dibandingkan lembaga intelijen lain seperti NSA, FBI memiliki kemampuan cyber yang signifikan. Beberapa operasi baru-baru ini menunjukkan hal ini. Pada bulan Januari, FBI menutup celah keamanan di ribuan komputer AS yang terinfeksi malware Tiongkok. Pada tahun 2023, FBI juga menggunakan NIT untuk mengungkap identitas pengguna Tor dalam kasus anti-terorisme. Di tahun yang sama, FBI berhasil meretas dan menyusup ke geng ransomware “Hive”, yang memungkinkan mereka mengganggu operasi kriminal tersebut.

Insiden hilangnya catatan ini menimbulkan pertanyaan tentang pengawasan dan akuntabilitas atas alat peretasan yang dimiliki dan digunakan oleh FBI. Kejelasan dan transparansi dalam hal ini sangat penting untuk menjaga kepercayaan publik terhadap lembaga penegak hukum.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *