Trump Ingin Integrasikan **AI** ke Sekolah: Ambisi atau Ancaman?
Administrasi Trump kembali membuat gebrakan dengan rancangan perintah eksekutif yang berfokus pada integrasi **kecerdasan buatan (AI)** ke dalam sistem pendidikan K-12 di seluruh Amerika Serikat. Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan ‘literasi **AI**’ di kalangan siswa dan guru, dengan mengalihkan dana federal untuk tujuan tersebut.
Merespon Dominasi **AI** China?
Rancangan perintah yang berjudul “Memajukan Pendidikan Kecerdasan Buatan untuk Pemuda Amerika” ini menegaskan bahwa **AI** mendorong inovasi di berbagai industri dan mengubah cara hidup serta bekerja. Langkah ini diduga sebagai respons langsung terhadap inisiatif serupa dari Kementerian Pendidikan China yang berencana mengintegrasikan **AI** ke dalam buku teks dan kurikulum pengajaran.
Pembentukan Gugus Tugas Khusus
Perintah eksekutif ini akan membentuk gugus tugas Gedung Putih tentang pendidikan **AI**, melibatkan tokoh-tokoh dari sektor teknologi seperti Michael Kratsios dan David Sacks. Gugus tugas ini akan mencari peluang kemitraan publik-swasta untuk mengajarkan keterampilan dasar **AI** dan berpikir kritis kepada siswa.
Rancangan perintah tersebut juga menginstruksikan Menteri Pendidikan, Linda McMahon, untuk memprioritaskan pendanaan hibah federal untuk pelatihan guru dalam penggunaan **AI**, termasuk untuk tugas-tugas administratif dan evaluasi. Semua pendidik harus menjalani pengembangan profesional untuk mengintegrasikan **AI** ke dalam semua mata pelajaran.
Ironi **AI** dan Berpikir Kritis?
Muncul ironi ketika istilah ‘**AI**’ dan ‘berpikir kritis’ muncul dalam satu kalimat. Sebuah studi oleh Microsoft dan Carnegie Mellon University menunjukkan bahwa orang yang terlalu percaya pada akurasi asisten **AI** cenderung kurang berpikir kritis. Para ahli juga khawatir bahwa programmer baru mungkin hanya menerima jawaban dari bot tanpa memahami dasar-dasar kode.
Potensi dan Tantangan Integrasi **AI**
Meskipun **AI** memiliki potensi untuk membantu siswa menelusuri data besar atau menerjemahkan karya-karya lama, ada keraguan tentang kemampuan sekolah yang kurang melek teknologi untuk mengimplementasikan **AI** dengan benar. Kekhawatiran juga muncul mengenai pemahaman masyarakat yang masih terbatas tentang cara kerja model **AI** dan risiko terkecoh oleh desain antropomorfiknya.
Kekeliruan Menteri Pendidikan Jadi Sorotan
Ketidaksiapan ini diperparah oleh insiden baru-baru ini di mana Menteri Pendidikan McMahon keliru mengartikan istilah *artificial intelligence* sebagai “A1”, saus steak. Hal ini menimbulkan pertanyaan besar tentang bagaimana ChatGPT o4-mini dapat diimplementasikan dengan sukses di lingkungan pendidikan.
Leave a Reply