Trump Kenakan Tarif Tinggi untuk Panel Surya Asia Tenggara
Pemerintahan Trump kembali membuat gebrakan dengan mengenakan tarif tinggi pada impor panel surya dari Asia Tenggara. Kebijakan ini, yang bisa mencapai 3.521%, menargetkan negara-negara seperti Kamboja, Malaysia, Thailand, dan Vietnam. Tujuan utamanya adalah untuk mengatasi praktik kecurangan yang diduga dilakukan oleh perusahaan-perusahaan Tiongkok.
Mengapa Tarif Ini Diberlakukan?
Departemen Perdagangan AS menyatakan bahwa tarif panel surya ini diperlukan untuk mencegah perusahaan Tiongkok menghindari bea masuk dengan memindahkan produksi ke negara-negara Asia Tenggara. Mereka dituduh melakukan “dumping” atau menjual produk di bawah biaya produksi yang dibantu oleh subsidi dari pemerintah Tiongkok.
Sekretaris Perdagangan Howard Lutnick menegaskan bahwa langkah ini bertujuan untuk “mempertanggungjawabkan subsidi transnasional Tiongkok yang merugikan industri Amerika.” Ia menambahkan, “Departemen Perdagangan terus menegakkan hukum perdagangan kami sepenuhnya sehingga kami dapat membangun kembali manufaktur AS dan memulihkan daya saing Amerika. Kita harus memastikan persaingan yang adil bagi bisnis dan pekerja Amerika.”
Besaran Tarif yang Bervariasi
Besaran tarif yang dikenakan bervariasi tergantung pada negara dan perusahaan. Misalnya, produk dari Jinko Solar di Malaysia akan dikenakan tarif 41,56%, sementara Trina Solar di Thailand akan dikenakan 375,19%. Kamboja menghadapi tarif tertinggi, yaitu 3.521%, karena dianggap tidak kooperatif dalam investigasi AS.
Dampak Terhadap Industri Surya AS
Kebijakan ini merupakan kelanjutan dari kasus yang diajukan oleh American Alliance for Solar Manufacturing Trade Committee. Tim Brightbill, seorang pengacara untuk Aliansi, menyebut tarif baru ini sebagai “kemenangan telak” terhadap produsen Tiongkok yang “mencurangi sistem”.
Namun, beberapa pihak khawatir bahwa tarif panel surya ini dapat menghambat pertumbuhan industri surya AS. Pada tahun 2018, pemerintahan Trump sebelumnya juga mengenakan tarif 30% pada impor panel surya, yang berdampak negatif pada lapangan kerja di sektor ini. Solar Energy Industries Association (SEIA) melaporkan bahwa tarif tersebut menyebabkan hilangnya lebih dari 62.000 pekerjaan.
Langkah Selanjutnya
Komisi Perdagangan Internasional akan melakukan pemungutan suara pada bulan Juni untuk menentukan apakah tarif panel surya ini akan diberlakukan secara efektif. Jika disetujui, dampaknya terhadap industri surya AS dan global perlu diantisipasi. Apakah ini akan melindungi produsen lokal atau justru menghambat pertumbuhan energi terbarukan? Waktu yang akan menjawab.
Leave a Reply